Geologist Juga Pernah “Galau”

17 Oktober 2011

Dapat request dari junior untuk menceritakan kehidupan sewaktu masih 17 tahun dulu dan masih punya nim sakti L2L 006 049, sebelumnya flashback dahulu kenapa saya memilih geologi, mungkin ada yang menjawab karena saya ingin jadi orang migas, ada yang juga menjawab mungkin saya punya cita cita jadi penambang dan mungkin ada yang menjawab lah mungkin punya turunan sun gu kong yang lahir dari batu tetapi jawaban saya cukup simpel, karena saya mencari jurusan science yang fisikanya tidak dominan.

Kembali ke cerita bagaimana kehidupan saya ketika menjadi mahasiswa di awal awal semester jawabannya adalah saya masih galau segalau galaunya “mahasiswa”, saya masih percaya jiwa saya sedang terbang mencari pembenaran kearah mana, mungkin dahulu kepengen jadi tentara gara gara ngelihat senjata AK 47 bagus dan enak untuk nembak apalagi numpas para yahudi yang nyerang palestin, atau sempat kepenget jadi akuntan ngelihat banyak orang2 akuntan berduit, atau juga sempat kepikiran berpindah ke sosial untuk menjadi ahli arkeolog ataupun politisi handal.

kalau soal IPK saya paling malu untuk menjawab bukan karena saya punya IPK besar tapi IPK saya tak lebih dari 2.9 , dan dunia seakan runtuh saat itu juga kalau ditanya tentang IPK. tapi elakan saya pada sang penanya bahwa saya belum lihat secara pasti berapa IPK saya karena jaringannya lagi nyangkut. Tiap malam kegiatan saya adalah syuro atau bahasa strateginya adalah rapat, maklum saya dulu aktivis sana sini kalo siang di kampus kalau malam keluyuran gak jelas. kehidupan itu saya jalani penuh perjuangan dan doa, karena untuk bersenang senang saya harus berpikir berkali kali, karena uang jajan yang pas-pasan, tapi cukup disyukuri. saya juga pernah jadi asisten petrologi yang dahulu saya paling malas hapal ama mineral bahkan kalau dilihat lihat ini mata sudah keisi sama hitamnya hornblende dan mineral opak yang hitamnya tidak jelas. Saya tidak terlalu pintar untuk bisa menempuh IPK diatas 3 bahkan sampai lulus pun IPK saya jauh dari golongan anak anak pintar IPK saya hanya 3,2 dari skala 4,0 tapi saya bersyukur karena IPK idola saya pak Awang masih dibawah itu dan menguatkan nurani saya bahwa IPK bukan tuhan didalam perkuliahan yang disembah sembah.

ada yang bertanya bagaimana saya membagi waktu kuliah dengan aktivitas saya diluar kuliah jawabannya sederhana, saya menjawab kalau siang saya ngampus, kalau malam mata saya mejam sambil tidur, lah belajarnya kapan?? sama seperti mahasiswa lainnya belajarnya kalau mau Ujian saja dengan sistem SKS alias Sistem Kejar Subuh dan hasilnya not recomended deh untuk di followers. soal puasa dahulu termasuk senin kamis, dan dibeberapa bulan dan tahun pertama ritual itu tetap saya jalankan sampai saya lulus, terbukti ritual itu lebih ampuh dari sekedar iklan beasiswa yang doanya bejibun untuk ngedapatin dan hasilnya diselewengkan termasuk oleh saya untuk diselewengkan membeli stick PS dan tentunya membeli hard Disk.

Lalu ada yang bertanya lagi bagaimana anda pintar beropini, jawabanya ya sok sok Iklanisme, “karena dengan membaca anda membuka dunia”, dan saran saya carilah jawaban yang gak LEBAY abis, dan saya simpulkan kuliah saya di semester 1-4 adalah kuliah dengan keGALAUan jadilah saya mahasiswa biasa dengan kehidupan yang biasa pula, biasanya tidur kalau waktu istirahat siang…….. tapi dalam pikiran saya yang ada hanyalah saya pengen nyicipi gelar ST dimana dikeluarga besar saya,saya orang kedua bergelar ST alias Sarjana Teknik atau ada yang memplesetkan sok tahu tapi apalah itu saya mulai menikmati peran saya sebagai geologist meskipun kaki tertatih tatih, tapi Geologi memang asyik.

nah ceritanya Bersambung ya…… ke Episode berikutnya